10 Desember 2007

Menabung versus Berinvestasi

Tentu Anda masih ingat dengan ungkapan ”rajin menabung pangkal kaya”. Tapi, apakah memang benar dengan menabung Anda bisa menjadi kaya? Tulisan ini mencoba menjawab pertanyaan tersebut.

Pengertian menabung dalam konteks ini adalah menyimpan uang di bawah bantal atau di dalam celengan atau di bank. Menyimpan uang di bawah bantal atau di dalam celengan pasti tidak akan membuat uang Anda berkembang. Selain itu, Anda dihadapkan pada berbagai risiko seperti risiko kehilangan, perampokan dan sebagainya.

Bagaimana dengan menabung di bank? Berapa tingkat bunga yang diberikan oleh bank? Saat ini tingkat bunga deposito berkisar pada 8% per tahun sebelum pajak atau 6,4% setelah pajak. Sementara itu tingkat inflasi pada tahun 2006 adalah 6,6%. Artinya, jika Anda menyimpan uang dalam deposito pada awal tahun, maka pada akhir tahun nilai uang Anda berkurang sebesar 0,2% yaitu sebesar selisih antara tingkat inflasi dengan tingkat bunga deposito. Jangankan menjadi kaya, nilai uang Anda malah tergerus sebesar 0,2%.

Menabung untuk apa?
Kalau menabung di bank tidak bisa memberikan hasil yang optimal, apakah bank masih diperlukan? Salah satu alasan menabung di bank adalah karena faktor keamanan. Menabung di bank tentu saja jauh lebih aman dibandingkan menyimpan uang di bawah bantal atau di dalam celengan. Alasan kedua adalah untuk kemudahan atau kepraktisan. Dengan menyimpan uang di bank, Anda tidak harus selalu membawa uang tunai dalam jumlah besar karena Anda setiap saat bisa datang ke ATM. Dalam konteks perencanaan keuangan, fungsi utama bank adalah untuk keperluan pengaturan keuangan (cash management). Bank juga digunakan untuk menyimpan dana yang dibutuhkan dalam jangka pendek seperti dana darurat (emergency fund).

Berinvestasi
Agar uang Anda bisa berkembang, maka Anda harus menjadi investor atau melakukan investasi. Anda bisa melakukan investasi dengan membangun suatu usaha atau mendirikan perusahaan. Anda juga bisa menjadi investor dengan membeli saham perusahan yang sudah ada dan sudah dicatatkan di bursa efek. Pada tahun 2006 indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta bertumbuh tidak kurang dari 55%. Artinya, jika Anda menginvestasikan dana sebesar Rp100 juta pada awal tahun 2006 dan dengan inflasi sebesar 6,6%, maka pada akhir tahun 2006 nilai dana Anda menjadi sebesar Rp145,40 juta. Kalau dana Rp100 juta tersebut Anda investasikan selama 10 tahun (asumsi tingkat pertumbuhan IHSG dan inflasi tetap), maka pada akhir tahun nilai dana Anda akan menjadi sebesar Rp4,22 miliar.

Namun harus diingat bahwa semakin tinggi tingkat pengembalian, semakin tinggi pula risikonya. Tidak ada jaminan IHSG akan terus bertumbuh sebesar 55%. Sebaliknya, IHSG juga bisa turun sebesar 55%. Selain itu, walaupun IHSG naik sebesar 55%, tapi jika Anda membeli saham yang tidak tepat, Anda juga tidak akan memperoleh keuntungan sebesar 55%. Untuk bisa memperoleh hasil optimal dalam investasi saham Anda harus memiliki pengetahuan dan kemampuan yang memadai. Hal yang juga perlu diingat adalah, investasi saham bersifat jangka panjang, antara 5-10 tahun sehingga hasil optimal baru bisa dinikmati dalam kurun waktu tersebut.

Apabila Anda belum punya kemampuan untuk melakukan investasi langsung pada saham-saham yang tercatat di bursa, Anda bisa membeli reksa dana. Secara umum, terdapat empat jenis reksa dana yaitu reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran, dan reksa dana saham. Reksa dana pasar uang merupakan reksadana yang melakukan investasi pada produk-produk pasar uang seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito, dan surat hutang jangka pendek. Reksa dana pasar uang bisa memberikan hasil bersih di atas tingkat bunga deposito. Reksa dana pendapatan tetap adalah reksa dana yang portofolio investasinya berupa efek dengan bunga tetap seperti obligasi atau surat utang. Secara rata-rata tingkat pengembaliannya di atas tingkat pengembalian reksa dana pasar uang. Reksa dana campuran adalah reksa dana yang portfolio investasinya terdiri dari saham dan efek berpendapatan tetap. Sementara reksa dana saham adalah reksa dana yang portofolio investasinya adalah saham. Selama tahun 2006 tingkat pengembalian reksa dana saham juga sejalan dengan tingkat pertumbuhan IHSG yaitu berkisar antara 40-50%.

Dalam pemilihan jenis reksa dana yang akan dibeli sangat tergantung pada sejauh mana Anda bisa mentolerir risiko kehilangan dana Anda. Disamping itu, faktor lain yang juga harus menjadi pertimbangan adalah tujuan keuangan Anda. Kalau tujuan keuangan Anda bersifat jangka pendek, jenis reksa dana yang paling tepat adalah reksa dana pasar uang karena dapat Anda cairkan setiap saat tanpa harus dihadapkan pada risiko berkurangnya nilai uang Anda karena fluktuasi harga. Sebaliknya kalau tujuan keuangan Anda bersifat jangka panjang, maka Anda boleh mencoba reksa dana campuran atau reksa dana saham. Pilihan terpulang pada Anda. Selamat berinvestasi.

Tidak ada komentar: